Senin, 16 November 2009

Kisah tentang seorang prorammer... - Instal program "Wife 1.0"

*) Hasil copasan neh ...

Yth. Customer Support:

Saya sangat membutuhkan bantuan.

Baru-baru ini saya melakukan upgrade program Girlfriend 7.0 ke Wife 1.0 dan di luar perkiraan saya ternyata program baru ini mulai melakukan proses pembuatan sub program Child 1.0 dan juga mulai memakan waktu dan sumber berharga lainnya. Hal ini tidak dicantumkan di brosur produknya.

Sebagai tambahan Wife 1.0 juga mengacaukan program lainnya, memasukkan dirinya ke dalam proses start up harian di mana secara otomatis memonitor semua aktivitas system seperti sebuah Virus.

Program saya lainnya seperti Hang Out Cafe� 2.5 atau Friday Nite Party 311 tidak lagi bisa berjalan dan menyebabkan system menjadi crash setiap kali dilakukan. Saya mencoba menjalankan Lazy Saturday 5.0 atau Sleepy Sunday 4.2 namun juga tidak dapat dijalankan, bahkan program Saturday Shopping 3.0 atau Sunday Home Cleaning 3.11 yang muncul.

Sepertinya saya tidak bisa membuat Wife 1.0 bekerja di background sementara saya mencoba menjalankan aplikasi favorit saya lainnya. Saat ini saya sedang berfikir untuk kembali ke Girlfriend 7.0 dan melakukan Uninstall program Wife 1.0 namun tidak bisa.

Mohon bantuannya,

Programmer


~~~~~~~~~~~~ ~~~~
Sehari setelah dia mengirim email itu, dia mendapat jawabannya yang isinya:

Yth. Bapak Programmer,

Ini adalah masalah yang sering muncul dari kesalahpahaman yang mendasar sekali. Banyak orang yang melakukan upgrade program Girlfriend 7.0 ke Wife 1.0 berfikir bahwa Wife 1.0 adalah tipe Utility & entertainment Program.
Sedangkan hal yang sebetulnya: Wife 1.0 adalah Operating System, dirancang oleh Programmer kami di HEAVEN UNLIMITED COMPANY untuk menjalankan semuanya.

Anda tidak bisa menghapus Wife 1.0 dan kembali ke Girlfriend 7.0. Wife 1.0 tidak dirancang untuk ini karena jika dipaksakan untuk dilakukan dapat menyebabkan system anda berantakan.

Kami merekomendasikan tetap menggunakan program Wife 1.0 dan coba menghadapi beberapa hal yang Anda anggap sebagai kesulitan sebaik mungkin. Beberapa tips dari kami jika ada suatu masalah, coba jalankan semua recovery program yang ada di folder C:\APOLOGIZE, seperti Say Sorry 8.0 or Hug & Kiss 9.0.

Walaupun beberapa orang menganggap Wife 1.0 adalah suatu program yang butuh perawatan tinggi, banyak juga orang yang tahu bahwa program ini dapat menjadi sangat menyenangkan. Untuk memperoleh manfaat maksimal program Wife 1.0 ini, Anda dapat mencoba membeli add-on program seperti Listening 5.0, Flowers 2.5 atau Chocolates 1.3.

Dalam hal apapun kami sangat tidak merekomendasikan untuk install program Secretary 1.0 (Short Skirt Version) karena program ini sangat tidak kompatibel dengan Wife 1.0 dan hampir dipastikan akan menyebabkan system menjadi crash.



Semoga dapat membantu,
Customer Service


Berawal Dari Rumah

Pagi hari di ruangan mungil. Perasaan tak enak menyeruak menyentil. Ku dudukkan tubuhku yang tak lagi kecil. Sambil ngeteh dan ngupil. Ku coba mencari kambing hitam untuk ku sentil.

Tersangka 1, Ruangannya terlalu sempit, bernafaspun sungguh sulit.

Tersangka 2, Lampunya terlalu redup, buat semangat pun jadi kuncup.

Tersangka 3, Internetnya lemot, mataku jadi melotot.

Tersangka 4, Jam ngajarnya dikit, bikin ku malas bangkit.

Tersangka 5, Anak-anak begitu gaduh, inginku teriaki bagai musuh.


Aaaahhh … bukan mereka kok yang salah …Lantas siapaaah???


Tok tok tok ... pintu coklat itu ada yang mengetuk. Ku bangkit dengan tiba-tiba, kaget dan terduduk. Menyambut tamu tak diundang dengan tampang tertekuk. Dengan gigi bergemeletuk, ku buka pintu yang diketuk. Coba aja kalo si tamu berani bawa kabar buruk. Berarti dia ga takut aku kutuk

Tibalah waktu mengajar. Dengan suara serak dan samar. Ku beri penjelasan dan instruksi ala kadar. Berharap anak-anak tenang belajar. Jangan sampe keluar sikapku yang bar-bar. Maafkan nak, Ibu sedang tak sabar.

Nnniiiiiiiiiiiiiiittttt ... Bel pulang berbunyi. Ku bergegas berberes rapi. Ingin segera terbang dari sini. O ow … Di mana kusimpan sayapku tadi???

Kreeeekkk ... pintu jati rumahpun terbuka lebar. Sepatu, tas dan segala yang menempel ku lempar. Di atas kapet tebal tubuhku menggelepar. Tivi menyala mengabarkan berita sensasional yang bikin gempar. Aaaaahhh rupanya si buaya itu ingin ku tampar dan ku cakar hingga memar. Tapi bukan mereka juga yang membuat emosiku terbakar ...

Masih mencari biang kerok …

Mataku menatap nyalang ke arah laba-laba yang asik berayun-ayun di awang-awang. Kenapa harus disitu laba-laba bersarang? Aaaahhh ... rumahku jadi seperti rumah hantu gentayang. Biang kerok 1 >> Sarang laba-laba

Pandanganku kembali menemukan suatu keganjilan. Onggokan baju-baju bersih yang belum tersentuh setrikaan. Terbayang si mas yang pagi ini berangkat ngantor bukan dengan seragam kebanggaan, gara-gara si istri begitu malas melicinkan pakaian. Biang kerok 2 >> Setrikaan

Haaatttcciiihhh ... kok tiba-tiba bersin? Berarti ada sumber kuman yang belum dibersiin. Karpet, rak buku, rak tivi, meja berlumuran debu yang tak bisa hilang hanya dengan dikedipin. Biang kerok 3 >> debu

Daku tiba-tiba ingin beranjak, kakiku membawa ke suatu tempat, di situ ... di pojok situ ada gunungan pakaian kotor yang hampir meledak, waahh gawat. Teringat cerita si mas saat diledekin kawan dan lawan gara-gara pakai kostum basket saat berlagak di arena futsal, untung dia cuek aja, pura-pura tegar dan kuat. Duuuuhh ... dasar istri kuwalat. Biang kerok 4 >> Cucian

Kriuukk ... kriuukk ... cacing di perut menari-nari. Lirik sana sini mencari nasi. Oh lala, tak ada apapun tuk ku suapi. Melintas wajah kecut si Mas tadi pagi, berangkat kerja dengan perut belum di isi, untung ku kasih bekel senyum manis dan kecupan hangat tanpa basa basi. Biang kerok 4 >> Blom masak

Masih termangu di dapur, terulang kembali rekaman cerita dari rekanku siang tadi. Seorang ibu dengan tujuh anak plus beban kandungan anak ke delapan. Si ayah seorang da'i plus bisnisman yang sukses dan sering keluar kota, si ibu pun ga mau kalah buka usaha butik sendiri. Rumahnya mewah dan besar berlantai 3. Tapi ada keganjilan dari keluarga itu, si ayah sibuk ga sempet merhatiin anak, si ibu pun demikian. Maka anak-anak mereka di titipkan satu persatu ke pesantren. Rumah besar itu pun hampa dan terlihat tak terawat. Beberapa anaknya bermasalah di sekolah, karena kurang perhatian dari orang tua.

Apakah itu gambaranku kelak? Sibuk melebarkan sayap di luar, sedangkan urusan rumah tangga dan keluarga terbengkalai? Oh no ... itu ga boleh terjadi padaku. Semuanya berawal dari rumah, kalo urusan rumah dah beres dan kebutuhan suami terpenuhi, baru deh berani mengepakkan sayap ke luar. Lihat aja hari itu, kegelisahan itu jadi tanda "there is something wrong at home" ...

So ...

Ibu ... yuk kembali ke rumah ...

S.E.M.A.N.G.A.T !!!

Waktu masih menunjukkan pukul 07.30 WIB. Masih pagi yah, mungkin sobat sekalian ngebayangin aku lagi berkoar-koar ngajar di depan kelas, duduk khusyuk di depan kompi sambil bikin rencana mengajar yang kreatif inovatif n inspiratif, sibuk melayani konsultasi dari beberapa guru yang kesulitan membuat lessonplan, ataukah tenggelam dalam tumpukan koreksian? No, apa yang sobat bayangkan itu salah semua.

Mau tau aku lagi ngapain saat itu? Coba ikuti arahan ku yah, ayo tengok ruangan mungil 2,5 x 2,5 meter berdinding tripleks bercat hijau muda itu. Longokkan kepalamu di antara kaca nakonya, liat ada sebuah meja kerja dengan kompi di atasnya? Ga ada sosokku yang manis lagi duduk dengan anggunnya di situ kan? Oke, coba sekarang geser pandangan matamu agak kebawahan dikit, ya ... dikit lagi, bawahan lagi, nah itu dia . Iiiiyaaaaahh seonggok tubuh yang lagi terkapar dilantai itu akuuuuu ...

Hanya berbantal lengan, mataku nanar menerawang, mencoba mensugesti diri dengan ajian-ajian motivasi sampe ngancem, kalo ni malas ga segera kabur, ga bakalan dapat jatah coklat. Huuffff ... tapi belum berhasil juga. Ditengah-tengah ketidakberdayaanku melawan cengkraman rasa malas, ku pejamkan mata ... lalu ...

1. Berdo'a

Allohumma innii a’uudzubika minal hammi wal hazan wa a’uudzubika minal ’ajzi walkasai, wa a’uudzubika minal jubni wa bukhli, wa a’uudzu bika min gholabatid-daini wa qohrirrijaal.

“Ya Allah ya Tuhan kami, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu daripada keluh kesah dan dukacita, aku berlindung kepada-Mu dari lemah kemauan dan malas, aku berlindung kepada-Mu daripada sifat pengecut dan kikir, aku berlindung kepada-Mu daripada tekanan hutang dan kezaliman manusia.” (HR Abu Dawud 4/353)


Do'a itu yang lamat-lamat ku lantunkan dalam hati, entah berapa kali ku baca, 3x, 10x, 33x, pokoknya sampe merasa kerak-kerak kemalasan yang membekukan hati & tubuhku retak dan mencair.

2. Meloncat
Begitu merasakan hati mulai hangat, ada suara di telingaku yang begitu keras, "Hei, bangun dari lantai, meloncatlah ... ga enak banget ngeliat onggotan tubuh tak berguna kaya gitu, ga sedap dipandang dan juga bisa menimbulkan syndrome lazy buat yang ngeliatnya. C'mon ... wake up girl ... "

2. Bergerak
tu .. wa .. ga ... ceritanya aku lagi melakukan stretching nih (bener ga sih tulisannya?) atau pemanasan, mulai dari kepala, leher, pundak, tangan, pinggul, sampai kaki. Blom berhenti sampe ngerasa panas & keringetan, namanya jugakan pemanasan yah ga aci kalo ga ngeluarin keringet. Kalo dah berasa panas & wajah memerah berarti tubuh mulai siap tuh diajak kerja keras hari itu. Semangat girl!

3. Tersenyum
Aku teringat dengan kata-kata kang zen : Jangan menunggu bahagia baru tersenyum, tapi tersenyumlah maka Anda semakin bahagia. Maka kuberikan senyuman yang paling lebar dan paling manis dari hati pada dunia. Ternyata bener loh, dengan senyum warna hati langsung berubah jadi lebih cerah ceria ... ^_^

4. Bicara
Berasa sudah mulai bergairah, aku keluar dari ruanganku, menyapa rekan-rekanku pagi itu sambil berceloteh ringan. Sedikit berhaha hihi di pagi hari ga papakan? Malah bisa merefresh hati dari kepenatan, dan tawa segar akan datang

5. Lihat
Masih sambil tersenyum, kakiku mengajak ke bagian depan gedung, di sana ada taman mungil yang penuh dengan bunga-bunga dan dedaunan rimbun. Memandangi warna-warni cerah bunga-bunga dan pepohonan di taman, menikmati hembusan angin, atau lihat lukisan yang semarak ternyata bisa memperbaiki moodku

6. Baca
Puas jalan-jalan keluar, ternyata aku masih butuh dopping semangat, maka kutanya deh sama om google, "Om om ... gimana sih caranya membangkitkan semangat?" Maka om google yang bae hati itu akan memberikanku ribuan tips yang mujarab untuk meng-on kan semangatku.

7. Menulis
Masih berasa ada yang mengganjal nih, maka kutuanglah dalam tulisan. Kutumpahkan semua uneg-unegku dan perasaanku dengan detil, kenapa bisa begini kenapa begitu. Ternyata menulis bisa jadi terapi yah. Setelah puas nulis, pasti dada rasanya lebih plong deh ... coba aja ... jewer aku kalo ga berhasil hihi

8. Berkarya
Dulu, waktu aku masih ngajar Seni Budaya & Ketrampilan, ga ada tuh waktu buat bengong. Kalo terperangkap dalam bad mood, ku ambil aja jahitan or pernak pernik kerajinan tangan, buat deh sesuatu. Otak ga perlu kerja keras, cuman tangan aja yang kerja, tapi enjoy banget deh. Setelah satu karya selesai, hati jadi puas dan bisa tersenyum senang, dan bad mood langsung kabuuurr deeeehh ...

Nah setelah ngelakuin step-step itu (ga semuanya sih, kadang baru sampe step 3-4 udah semangat lagi) semangat mulai menjalar, bisa produktif lagi. Step-stepnya ga musti berurutan sih, boleh aja ngacak, terserah sobat mau mulai dari mana dulu. Untukku berhasil, pastinya untukmu juga ...

Selamat Mencoba ...

Don't Sleep Away This Night My Baby


Kalo menurut terjemahannya om google, kalimat don't sleep away this night my baby artinya jadi >> tidak tidur saja malam ini bayi saya

Tapi kalo kata masku, kalimat itu artinya >> begadang yuuukk ... wkwkwkkwkwkwk

Pukul 21.00 WIB

Masku baru pulang, dengan wajah keruh, baju lusuh dan bersimbah peluh. Keliatan lah dia abis meres keringet n banting tulang tanpa mengeluh.

Dengan gayanya yang khas, dia mendekatiku yang masih asyik masyuk di depan kompi, lalu berkata lah dia, "Cha, mas berikan dua pilihan, kamu bantuin mas entry nilai sampai jam 2 atau mas ngerjainnya sama temen di sekolah." Lalu dia terdiam dan aku terbengong-bengong.

Ehmmm ... pilihan yang sulit. Di lain pihak, aku ga pengen dia keluar lagi dan meninggalkan aku sampe lewat larut malam gitu. Tapi disisi lain, sebenernya aku pengen sih bantuin, tapi besok aku ada seminar, kalo baru tidur jam 2, nanti di sana malah ga fresh lagi.

Jadi dengan amat berat aku memilih, "Hmm ... maaf mas, icha ga bisa bantu malam ini. Mas kerjain aja sama temen. Icha besok harus menghadiri seminar di Bogor, harus fresh mas. Ga mungkin tidur jam 2." Begitu kataku sambil tersenyum sementara dia terpekur, lalu kembali berkata sambil masang wajah memelas mode : on, "Padahal mas mengharapkan icha yang bantuin mas di rumah, karena pasti akan lebih cepat dan mas ga harus ninggalin icha sendiri." Jiiiaaaaa ... bagoooss bangeeeettssss, dia memberikanku pilihan tapi ketika ku memilih dia malah memperdayaku dengan jurus melasnya ituu ...

Mana ada istri yang sanggup melihat suami tercintanya memelas kaya gituuu, ya udahlah ... menguaplah niat bobo lebih awal. Niat ikhlas mode : on segera di pasang. Walau di sisi-sisi tergelap hati masih terdengar gerundelan demi membayangkan kondisi badan besok hari ketika menghadiri seminar itu, pastilah akan melayang tanpa beban seperti camar, mendengar suara penyaji materi dengan samar-samar, syukur-syukur ga ketiduran, berarti harus di siasati dengan fesbukan ... hihihihihi ...

Okeeeehhh ... come on laah say, mari sini istri manis bantu ngerjain tugasnya ...

Don’t sleep away this night my baby Please stay with me at least ’till dawn It hurts to know another hour has gone by And every minute is worthwhile Oh, I love you

Pukul 22.00 WIB

Kriuuukk ... kriiiuuukkk ...
Perut masku berbunyi tragis, si masku meringis ampir nangis, padahal nasi udah abis, dia kasih kode minta mie pliss, tapi ku jawab dengan tatapan mata sadiisss ... sama sekali bukan istri manis ....

"Cha, lanjutin dulu yah, mas keluar dulu beli makanan." Tanpa menunggu reaksiku, dia langsung ngacir keluar meninggalkan ku sendiri dengan jari tak berhenti menari....

How many lonely days are there waiting for me How many seasons will flow over me ’till the motions make my tears run dry at the moments I should cry for I love you, oh I need you Oh, yes I do

Pukul 23.00 WIB
72, 80, 90, 60, .......
Si mas masih komat-kamit bacain nilai-nilai anak yang harus aku entry.
Sementara itu koordinasi antara jemari, kuping dan mata udah ga bisa di sinkronisasy
Bolak-balik harus ngulang karena aku salah mendengar, bikin gamang ...
Berkali-kali harus di delete karena salah pencet keyboard, bikin lelet...
Berulang-ulang harus di koreksi karena salah masukin angka, bikin sensi ...

Mata bolak-balik melirik penunjuk waktu di sudut kompi
Berharap detiknya berhenti berlari
Ingin sekali mengistirahatkan jemari

Atau sekedar menyegarkan diri
Karena
kantuk ini semakin menjadi
Tapi harus ku lawan demi kasih ini
Sementara itu kesal mulai menggelayut di hati
Tapi segera ku tepis dengan meyakinkan diri
Pastinya Allah akan bantu aku esok hari
Dan lelah ini pasti lah terganti dengan pahala kebaikan yang menanti

Tomorrow’s near, never I felt this way Tomorrow, how empty it’ll be that day It tastes a bitter, obvious to tears to dried To know that you’re my only light I love you, oh I need you Oh, yes I do


Pukul 24.00 WIB

Mata mulai berkabut,
Mulut mulai salah nyebut,
Tangan mulai salah pencet tuts,
Kepala mulai cenut-cenut,
Ekspresi wajah sudah tak patut,
Perut kembung sudah terkentut-kentut
Membayangkan kasur empuk yang menyambut,
Aaaahhh ... rasanya udah pengen semaput
Tapi tumpukan kertas-kertas nilainya belum juga surut ...

Don’t sleep away this night my baby Please stay with me at least ’till dawn It hurts to know another hour has gone by And every minute is worthwhile It makes me so afraid

Pukul 01.00 WIB

Aku menyerah
Kibarkan bendera merah
Plis mas jangan marah
Ijinkanku memejamkan mata yang memerah

Kau jawab dengan anggukan lemah
Seulas senyummu merekah
walaupun tak begitu cerah
Tapi ku tau kau mengalah
Atau lebih tepatnya pasrah


Sementara itu Daniel Sahuleka tetap melantun mesrah
Mengiringi lemburmu yang gelisah


Don’t sleep away this night my baby Please stay with me at least ’till dawn It hurts to know another hour has gone by The reason is still I love you

Keep Talk*)


Saudara-saudara sebangsa dan setanah air

Sebelum saya lanjutkan orasi politik saya

Saya memohonkan maaf seribu maaf

Karena ada telepon masuk

Kalau kabarnya baik

Saya akan beritahukan kepada saudara-saudara

Tapi kalau kabarnya buruk

Lah mau ngomong apa?

Wong kabarnyanya buruk kok

Kalau begitu biarkan saya mengangkat telepon dulu

Sabar yaa ...

Suara Soekarno funky dari hp ku berkoar-koar berkali-kali, sebuah telepon masuk minta diangkat rupanya, ”Halooo, Assalammu’alaikum ...” Sapaku

”Wa’alaikumsalam, mba cha ini gw, bukain pintu, gw udah di depan nih.” Sebuah suara cempreng yang akrab di telinga langsung menghambur keluar dari speaker hp.

Aku berjalan menujur pintu depan, kreeeeekkk, daun pintu bergeser ke dalam, langsung menyembul sebuah wajah cantik Ana sobatku. Ku sambut dengan cengiran lebar, tapi dia tetep manyun. Hmmm ... something happen nih.

”Eh Na, ngapain sih pake nelpon segala, tinggal ketok pintu apa susahnya sih? Lagian itu muka kenapa dilipet gitu?” Tanyaku penasaran. Sambil menguntitnya masuk ke ruang keluarga. Ini sapa yang jadi tuan rumah yah? Hehehhee

”Males, terakhir gw kesini, gw udah ketok pintu n jendela tapi loe ga denger juga, gw gedor-gedor sampe tetangga loe pada ngelongok semua, loe juga ga buka-buka.” Jawabnya seraya menjatuhkan tubuh mungil di karpet, memeluk bantal dan mencomot chacha sebelum dipersilahkan ... ckckckckk ...

”Kan aku udah bilang, waktu itu aku lagi di kamar mandi. Lah aku udah jawab kok, sambil tereak ... BENTAAARRRR ... tapi loe juga ga denger kaaan?” Jawabku yang hanya di balas senyum kecut oleh Ana.

”Hmmm ... mba, gw dongkol banget tuh sama suami gw. Laki-laki itu ternyata makhluk menyebalkan yang ga berperasaan yah?” Ana memulai sesi curhatnya.

”Kenapa mangnya?” Tanyaku penasaran sambil memperbaiki posisi dudukku, supaya tahan lama n ga pegel. Soalnya si Ana kalo udah curhat suka ga liat kondisi orang hehehe

”Iyah, kemaren kan gw ke dokter gigi. Tau sendiri kan mba, gigi bungsuku yang baru nongol nih cari perkara, nyenggol gigi seniornya, jadinya gusi gw bengkak, ga bisa mangap, rasanya cenut-cenut. Gw udah ga tahan lagi, makanya gw seret dia buat temenin gw ke dokter. Tapi gw nyesel banget mba, minta temenin dia. Masa yah dia cuek banget gitu. Kan nunggu dokternya lama, gw udah gelisah aja dan nahan sakit juga. Tapi dia malah cuek gitu, ga nenangin gw. Sumpah gw kesel banget mba, dan ini udah terjadi beberapa kali. Kenapa sih laki-laki gitu ya mba? Suami loe gitu juga ga sih?” Curhat Ana panjang lebar

”Wah, sama aja Na, dulu aku pernah minta temenin dia ke RSCM buat USG fetomaternal. Aku dateng dari jam 8, eh dokternya baru nongol jam 1 siang. Nah selama masa menunggu itu, dia juga cuek bebek juga Na, beli koran setumpuk trus dibaca semua halamannya, kalau bosen dia smsan or telponan di hp. Padahal aku lagi super gelisah, gimana enggak, itu ibu-ibu yang baru keluar dari ruang periksa bawa berita-berita yang aneh-aneh Na. Ada yang keluar dengan wajah pucat, eh pas ditanya ternyata rahimnya bolong-bolong. Ada juga yang keluar sambil nangis sesenggukan, kabarnya janin yang dikandungnya itu udah mati dan harus segera di keluarkan. Ada yang di vonis kena miom, kista, n nama-nama penyakit yang asing di kupingku. Stress banget kan aku, mana terakhir kali periksa dalem bikin aku trauma, karena rasanya sakit banget. Pengen pingsan aja deh aku saat itu.” Beeuuu ... ternyata aku ga kalah hebohnya ya kalo lagi berceloteh ... hehehehe

”Ooh, jadi sama aja ya mba. Tapi gw ga suka kaya gitu mba. Pengennya kan gw ditenangin gitu, di alihkan lah perhatianku dari rasa sakit n bosan menunggu. Cerita-cerita kek, ngelawak kek, mijetin kek, kitik-kitik kek, pokoknya bikin gw nyaman lah. Itu kan fungsinya gw bawa suami buat temenin gw. Kalo cuman dicuekin mah, mendingan gw usir aja dia pulang lah, ngapain bawa-bawa dia kalo ga bisa ngibur gw.” Keluh Ana dengan termanyun-manyun karena sibuk ngunyah cha cha

”Kenapa bukan kamu yang memecahkan keheningan Na?” Tanyaku

”Apaan? Memecahkan keheningan gimana?” Dia bertanya tanda tak mengerti. Ya iyalah, kalo udah ngerti ngapain nanya .... hehehe

”Kalo tau dia cuek kaya gitu, kenapa kamu ga mulai buka percakapan, kenapa kamu ga mulai duluan berceloteh? Kamu kalo cerita ma aku suka nyerocos aja, ga kenal tempat ga kenal waktu, blom berenti sebelum kamu lega. Terus kenapa ga bisa kaya gitu ma suami mu?” Jelasku

”Eeengggg ... kenapa yah? Ga tau juga gw mba, mungkin karena gw udah illfill (ilang feeling) aja liat tampang bete nya. Jadi menguap deh napsu cerewet gw hehe.” Jawab Ana ngasal

”Naaah ini yang harus di ubah and di latih Na. Aku juga pernah curhat kaya gini sama sohibku di skul. Dia kasih aku trik buat memecahkan kebetean itu. Caranya ya itu, suka ga suka, eneg ga enek, kamu harus membiasakan berceloteh sama dia. Walaupun dia keliatan cuek, tapi sebenarnya dia menikmati celotehan kita. Dimana pun and kapan pun, kalau lagi berdua sama suami, kamu harus sediain stok cerita yang buanyak. Ceritain apa aja Na, yang terjadi di tempat kerjamu, di jalanan, di rumah, di tipi, yang kamu rasa, yang kamu liat, apa aja deh. Jangan sampe ada jeda panjang diantara kalian. Di situ syetan akan masuk membisikkan syak prasangkanya.” Terangku yang disambut Ana dengan anggukan-anggukan kecil, tandanya apa yah? Mengerti atau ngantuk ni anak ....

”Hmmm, gitu yah mba, apa emang itu sifat dasar laki-laki ya mba?” Tanya Ana lagi.

”Sepertinya begitu Na, bukan kamu aja yang ngalamin, aku, temenku, dan wanita-wanita di luar sana juga mengalami hal yang sama. Dan sekali waktu, aku lagi males ngomong, malah dia yang nagih, ada cerita apa hari ini?” Jawabku singkat dan padat sambil tersenyum sok bijak ... hehehe

”Laki-laki emang pelit banget ngomong ya mba, sok jaim ato gimana sih? Ini contoh lain ya mba. Suami gw tuh, paling males jawab sms gw mba, palingan cuman di jawab satu dua kata, misalnya ’ga tau’ udah gitu aja. Malah kadang-kadang cuman satu huruf aja ’G’ atau ’Y’. Dongkol ga tuh? Padahal gw ngiriminnya sampe 2-3 pesen, eh di jawab cuman segitu aja, kenapa ga sekalian dia cuekin aja ya sms gw ya mba, buang-buang pulsa aja.” Keluh Ana lagi

”Hahahaha, sama ja Na. Suamiku juga suka gitu. Bahkan kalo aku telpon di waktu kerja, dia jawabnya suka terburu-buru gitu, ”Ya, ada apa?” atau ”Ada yang bisa ku bantu?” atau ”Ooh, gitu, nanti aja yah.” atau ”Ini lagi sibuk. Udah yah?” Emang nyebelin banget. Tapi aku sih cuek aja, aku tetep telpon dia, maksa dia buat dengerin aku, ku keluarin deh tuh, jurus rayuan n rajukan mautku ... hahahaha. Eh giliran aku absen nelpon, dia tanya deh, kok tadi ga telpon? ... hahahha, rupanya dia menikmati juga kan di telpon sama istrinya.” Ceritaku

”Hahahahah ... berarti sama ya mba, ku pikir aku wanita paling malang sedunia karena punya suami yang cuek n ga perhatian.” Ujar Ana dengan wajah yang mulai cerah.

”Sekarang, di coba deh tips tadi yah. Mulailah memecahkan keheningan, keep talk yah. Kita, para wanita ini di karuniai sifat-sifat untuk menggoda kamu pria, gunakan itu untuk menambah kemesraan dan mempererat hubungan kalian. Jangan menunggu dia mulai duluan, kamu juga harus berani mengambil inisiatif.” Tegasku

”Thanks mba, gw dapet pencerahan kali ini. Loe emang sohib terbaik gw, luv u mba.” Ana berkata dengan mata berkaca-kaca seraya memelukku erat.

”Mba, gue laper, loe masak apa mba? Gw nyicipin dunk...” Jiaaaaaa, ni anak, udah dapet konsultasi gratis, minta makan pula .... hahaha

*) Terinspirasi oleh percakapan dengan sohibku Arlintang. Love u my sister ...

Kamis, 05 November 2009

Di Intip Mata-Mata

Pagi hari di ruangan Bos. Setelah discuss ngalor ngidul, daku udah pengen pamit nih, tapi tertunda demi mendengar sebuah sindiran halus yang di lontarkan si Bos, "Bu sepertinya kemarin ada keperluan penting banget yaaa ... " Daku cuman bisa menjawabnya dengan tersenyum-senyum simpul. Sebetulnya ga nyambung juga sih, cuman ku pikir ini sindiran karena aku datang telat kemaren.

"Iya bu? Penting banget yah, sampai harus sms-san ... " Eeeenggg ... masih ga mudeng, walaupun jidat mulai berkerut mikir sambil teteup pasang cengiran mencang menceng ga jelas ...

Gemas melihat ekspresiku yang innocent itu, si Bos mengernyitkan dahi lalu menegaskan, "Ada keperluan penting apa sih bu sampe harus sms-san ketika di LAB Komp ... " Duuuaaaarrr ... bagai tersambar petir di siang hari, langsung ngicep daku, ga bisa lagi berkata-kata, apalagi cengar-cengir, yang ada keringet dingin segede-gede biji jagung muncul di dahiku. Baru ngeh daku, ini ngomongin soal saat aku ngajar TIK di Lab komp kemaren.

Tapiiii ... ada yang aneh deh. Dia tau dari mana yaaa aku maenan Hp di lab? Aku ga liat ada dia disitu.. kecualiiiiii ... aaaarrrggghhh .. ternyata ada mata-mata di skul ...

Semenjak itu daku jadi selalu was-was, berasa ada CCTV mengintai dimana-mana, jadi parno sendiri dah. Kalo pengen ngemil, mau nyempil, bayangin ngupil, bahkan kalo kebelet pengen ke kamar kecil ... musti celingak-celinguk dulu, periksa-periksa setiap sudut, lobang-lobang, jendela-jendela, untuk memastikan situasi aman ga ada mata-mata disitu. Huuuuhhh ... jadi ga nyaman dah kerjanya.

Daku jadi berpikir, etis ga sih kalau seorang atasan memata-matain bawahannya? Aku ga tau pasti sih, apakah dia langsung yang memata-mataiku, atau ada orang lain yang dengan sukarela menyambung matanya untuk melihat kelalaianku. Tapi bener deh, rasanya ga asyik banget.

Trus, gaya sindiriannya itu juga enggak oke banget, harusnya kan dia langsung aja bilang terus terang, "Maaf ya bu, kemaren saya melihat ibu di LAB sedang asyik ber-hp-ria, padahal kita kan sudah menyepakati sebuah peraturan tidak menggunakan hp saat ngajar. Ibu bisa jelasin ga tentang itu? Apa ada yang penting ya bu sehingga harus menggunakan hp saat mengajar? Kalau memang begitu, tentunya saya bisa memaklumi hal itu."

Kalo pertanyaan seperti itu, aku kan bisa jawab, "Iya pak, kemaren saya memang mainan hp, maksudnya sih buat mengusir jenuh sambil nungguin anak-anak menyelesaikan tugasnya. Anak-anak udah pada pinter pak, saya dianggurin, ga ada yang tanya-tanya sama saya. Saya liat juga pekerjaannya mereka bagus-bagus sesuai dengan yang saya instruksikan. Makanya saya tergoda untuk fesbukan. Maaf ya pak, lain kali saya ga akan melakukan itu lagi, mungkin lebih baik baca buku ya pa daripada mainan hp." Hehehehehe ...

Beeuuuu ... besok, kalo daku jadi boss, daku harus bersikap seperti itu. Jelas maksudnya, bawahan pasti bisa menjawab apa adanya tanpa merasa di sudutkan atau di serang mendadak. Tapiii, daku jadi ketahuan dong udah mata-matain itu bawahan. Ga bagus tuh, kemana harga diri seorang booosss hehehe .. kurang elegan juga kan.

Hmmm .... mungkin kalo sikonnya di ganti jadi gini, daku kan jadi bos tuh, trus ada orang yang bisik-bisik, "Bu bu ... si itu kan suka maenan hp saat ngajar ... pssstt . pssttt ..." Nah seharusnya daku kan ga akan langsung percaya yah, daku akan sering-sering maen ruangan bawahanku itu, ga perlulah ngintip-ngintip, ntar bintitan lagi... . Naahh .. kalo daku mendapati dia sedang mainan hp, daku ga boleh langsung naek darah, harus tetep mempertahankan ketenangan dan senyuman lalu berjalan dengan gaya yang menawan langsung menuju sang tertawan yang berdiri sambil gemetaran, trus daku akan tegor langsung dia dengan cara yang elegan, sehingga tidak membuat bawahan mendadak terserang sawan ...

Mantaapp kaann?? kapan yah itu bisa terjadiii ??