Selasa, 06 Desember 2011

Bunda Galau

Gramedia, ahad sore.

“Silahkan bu, cd brainy babynya, cuma 30rb. Harga paket juga ada, 11 cd didiskon 30% jadi cuma 199rb. Ini untuk usia 6 bln sampai 5 thn ibu. Diajarkan macam-macam dengan gambar hidup yg menarik dan lagu-lagu yang bagus ...” Seorang pramuniaga sukses menghentikanku dan memaksaku mendengarkan semua ocehannya. Responku hanya mengangguk-angguk kecil dan tersenyum tipis, kemudian ngeloyor pergi diiringi pandangan maklum sekaligus kasihan dari sang pramuniaga. 'Maklum' karena 'penolakan adalah salah satu resiko pekerjaannya dan 'kasihan' karena ibu muda ini tak mengerti bagaimana caranya menggunakan media untuk melejitkan kecerdasan anaknya, mungkin begitu kata batin si mba pramuniaga itu. Tapi benarkah itu?

Tau kah si mba? Walaupun aku ngeloyor pergi menyusul kaisar dan ayahnya yang sudah asyik di arena mandi bola, tapi hati dan pikiranku masih tertinggal untukmu, koreksi, maksudku masih keingetan cd itu. Haruskah aku membelinya? Akankah efektif untuk kaisar? Kemudian melintas lagi percakapan beberapa pekan yang lalu dengan seorang rekan kerja ...

“Jeng sis, anakku 18 bulan udah bisa nyebutin namaku, nama ayahnya, kakek nenek om tante sampe semua sepupunya. Trus udah bisa menunjuk sambil nyebutin nama hewan-hewan, ngomongnya udah lancar, logikanya udah jalan, udah bisa dimintain tolong ambil ini itu, udah bisa pake baju celana sendiri, dll ... “

Deg, sebuah palu menghantamku, melemparkan sepihan-serpihan pertanyaan yang menggelisahkan, aku ngapain aja ya selama ini? Ko anakku belum bisa itu semua? Aku musti ngajarin anakku apa aja ya? Gimana caranya?

Imbas dari kegelisahan itu, siang itu juga aku langsung belanja flashcard, mainan edukatif dan puzzle carpet. Dan sorenya, aku dengan sangat berambisi menhujani anakku dengan berbagai gambar dari flashcard, memaksa anakku untuk bermain dgn mainan edukatifnya, mencoba mengajarkan anakku menyusun puzzlenya. Dan hasilnya, kecewa berat. Anakku tak mendengarkan ocehanku saat menyebutkan nama-nama benda lewat flashcard, tapi dia sangat tertarik untuk mengeluarkan semua kartu-kartu itu lalu memasukkan satu persatu kartu tersebut kedalam boxnya. Hasilnya adalah frustasi, karena anakku mengabaikan petunjukku untuk memasukkan donat warna warninya sesuai dengan urutan besar kecilnya ke menara, tapi dia sangat tertarik untuk memasukkan semua donat-donat itu dengan urutan suka-suka dia, berulang kali. Hasilnya adalah stress, saat anakku tak mengindahkanku untuk memasangkan puzzle-puzzlenya, tapi dia tertarik untuk menggigiti, memintaku memasangkan, lalu dia mengeluarkannya lagi begitu berulang kali, lalu memelintirnya untuk menguji kelenturan bahannya.

Sampai akhirnya, ambisiku mengecil dan padam dengan sendirinya. Aaaahh tak mudah jadi ibu muda di era teknologi informasi saat ini. Ibu dituntut untuk cerdas dan anak dipaksa untuk belajar. Ingin sekali menarik diri ke jaman aku dilahirkan. Zaman itu tentunya belum mengenal penelitian teranyar tentang cara-cara efektif melejitkan potensi anak, tak pula mengenal teknologi-teknologi sebagai media belajar anak, tapi aku, suamiku atau siapapun yang lahir zaman itu baik-baik saja, bukan golongan terbelakang, bisa membaca, berhitung, mengaji, mengenal benda-benda, makhluk hidup, dll tepat pada waktunya. Bahkan para ilmuwan dan akademisi yang melakukan penelitian atau yang menemukan teknologi belajar anak usia dini itupun mungkin juga lahir dan besar pada era yang sama-sama buta teknologi.

Jadi, bagaimana ini?

Dalam galauku ku berpikir, salah rasanya kalau harus kembali kemasa-masa kegelapan buta tekonologi sementara Kaisar hidup dizaman terang benderang teknologi seperti ini. Tapi tak dapat dibenarkan juga jika harus menuntut dan memaksakan Kaisar untuk belajar menguasai semuanya, sesuai dengan caraku. Tidak, anakku akan belajar dengan keinginannya sendiri dan dengan caranya yang unik. Biarlah dia memilih, mana yang dia suka, dengan cara apa dia akan belajar. Aku percaya suatu hari nanti kaisar akan menunjukkan progres yang besar. Aku, bundanya hanya perlu mendukungnya.

Arena bermain, ahad sore

Ini adalah kali kedua kaisar kami bawa ke arena bermain anak di sebuah mall di kota kami. Mainan pertama yang di minatinya adalah mobil-mobilan kecil berwana pink. Awal mulanya kaisar belajar membuka menutup pintunya, kemudian berusaha memasukkan bokongnya, lalu keluar lagi, kemudian memasukkan satu kakinya, lalu keluar lagi, kemudian memasukkan kedua kakinya, lalu keluar lagi, sampai pada tahap duduk di depan kemudi, menutup pintu lalu dadah-dadah dan kissbay sama ayah bunda, lihat deh wajahnya senang & bangga. Di kolam mandi bola, kaisar hanya diam mengamati sekeliling, tak bergerak dari tempatnya, tak juga mencoba melempar dan menghamburkan bola-bola itu, responnya hanya menjerit kegirangan, memandang antusias saat melihat bocah-bocah lain berlompatan, menyelam & mengacaukan bola-bola dalam kolam. Mungkin kaisar juga ingin seperti itu, tapi sayang kaki-kaki kecilnya masih belum kuat untuk mencoba gerakan-gerakan itu. Selanjutnya dia beralih ke rumah-rumahan di sudut sana, Kaisar keluar masuk, main ciluk ba dan mencoba melompati jendela. Kemudian, dia tertarik main perosotan, tapi tak mau naik tangganya, jadi langsung saja memanjat perosotannya :D. Padahal di kunjungan pertama tempo hari, Kaisar tak mau main perosotan dan hanya melongok rumah-rumahan itu. Tapi rupanya dia mengamati dan belajar, lalu memutuskan ingin mencobanya sendiri hari ini.

Begitulah anakku, ku kira tak hanya Kaisar yang harus belajar untuk berkembang, bundanya juga harus belajar untuk memahaminya. Seolah tau apa yang ku pikirkan sedari tadi, ayahnya berbisik padaku,

“Bunda, ayah ga ingin nuntut apa-apa dari kaisar, ga pengen kaisar pinter baca, hitung, atau memaksakan dia belajar ini itu diusianya yang masih batita, ayah cuman ingin kaisar jadi anak yang bahagia dan disayangi. Itu lebih penting dari kehebatan kognitif manapun.”

3 Cerita

Cerita Eyang ...

''Duh ndaaa, anakmu ini pinternya minta ampuuun. Masa ya tadi dia bawa-bawa baju ambonya (kakek), trus narik-narik tanganku, diarahkan ke mesin cuci, minta bajunya ambo dimasukin ke mesin cuci. Terus narik-narik tanganku lagi minta ambilin detergen, terus minta gendong, tangannya nunjukin ke tutup mesin cuci yg masih kebuka, ooohh minta ditutup. Terus aku pikir udah, aku turunin. Eh dia minta gendong lagi, tangannya mencet-mencet tombol start, ooohh kaisar mau nyuci baju ambo. Pinteeeerrr banget kan, pengamat tulen nih anak. Belum lagi kalo maen nda, ini disini maenannya banyak, macem-macem, pasti kaisar disuruh maen sendiri deh. Kalo dirumah eyang sih selalu ditemenin, maenan kardus, atau apa aja, eyang musti pinter-pinter nyari aktivitas baru buat Kaisar, kalo ga, anaknya bakalan bosan. Kaya tadi, eyang renggangin karet-karet di kardus, terus eyang petik-petik, Kaisar tertarik trus ketawa ketiwi denger nada-nada dari karet itu. Terkadang juga baca katalog hypermart, banyak gambar-gambarnya, eyang yang tunjukin gambar, ini sepatu Sar, sepatu punya sapa? Kaisarnya jawab, ' a...yah'. Ini kunci Sar, kaisarnya motong,'mbil' maksudnya mobil. Kunci mobilnya punya siapa? Kaisar jawab,'mbo' maksudnya ambo, terus dia narik tanganku keluar, nunjukin mobilnya ambo. Pinter banget deh Kaisar ini.'’

Cerita Bunda ...

Bunda capek nak, Kaisar maen sendiri dulu ya. Pinggang bunda sakit, mau tiduran dulu, Kaisar jangan rewel ya. Ini mainannya dimainin ya, bunda mau ke dapur dulu. Kaisar jangan ikutin bunda mulu napa, kerjaan bunda belum selesai nih. Kaisar diem napa, lagi ada yang seru nih di fesbuk. Kaisaaaaarrr, hape bunda jangan dibantiiiiiinnngggg ....

Kaisar ko ga kaya yang diceritain eyang ya? Katanya Kaisar pinter, tapi ko ga ngasih liat kepinteran Kaisar sama bunda sih?

Cerita Kaisar ....

Bunda, gimana caranya masukin ini? Bunda tolong ambilin mainan di situ. Bunda sini dong deket kaisar. Bunda lagi apa sih di dapur? Bunda ga boleh boboan. Bunda bangun. Bunda nenen. Bunda jangan nonton tv dong. Bunda liatin Kaisar dong. Bunda pinjem hapenya, mau Kaisar buang aja. Bunda, Kaisar kangen sama bunda. Bunda, temenin Kaisar maen dooong ....

Oeeeee ... Eyang jangan pulang, Kaisar ikut eyang. Ga enak disini, kaisar maen sendirian, ga ada yang temenin, bunda ga mau temenin Kaisar, bunda ngelarang-ngelarang terus, bunda marah-marah mulu, bunda ga sayang sama Kaisar, eyaanngg .... Kaisar mau sama eyang aja ....

Jumat, 22 April 2011

Pertemuan

Iihh sapa tuuhh??? Manis banget pake baju pinky, aplikasi strowberrynya ga kuaatt :D. Dari jauh si cewe pinky udah mesam mesem, makin dekat si cewe pinky makin salah tingkah, meronta-ronta ;). Begitu mencapai jarak aman, si cowo yellow mulai berani mengangkat tangannya untuukk menjawil strowberry si pinky, abiss ngegemesin bangettss 8-). Si cewe pinky ga mau ketinggalan, tangannya mulai beraksi ngacak-ngacak rambut si cowo yellow :p.

Si cowo yellow mengernyitkan dahi, kenapa yaa semua cewe yang pernah ditemuinya selalu ingin menjamah mahkotanya itu?? Dulu sama cewe yang pertama pun begitu, awal jumpa kepalanya yang plontos udah basah di ilerin oleh si cewe, yang belakangan diketahui bernama Aish itu. Dan kini ... Rambutnya yang pirang bak rambut jagung yang telah susah payah ditata gaya mohawk 8-) itu abis dirusak sama si cewe. 'Aahh mungkin memang pesonaku ada disitu yaa' Pikir si cowo yellow ...

Puas mengobrak abrik tatanan rambutku, si pinky berseru manja,'auuh na*#na*# ...'. Aaah copot jantungku. Lagi seru-serunya bercengkrama, si pinky tiba-tiba berlalu dalam gendongan neneknya, pandangan mereka masih bertaut sampai hilang terhalang oleh deretan rak-rak di Lottemart ...

***

Hihihi ... Emak sableng nih, berusaha menterjemahkan ekspresi Kaisar my baby (si cowo yellow) saat bertemu dengan baby pinky di Lottemart malam ini :D ...

Kamis, 21 April 2011

Kaisar oh Kaisar

Mumet ma makannya kaisar, hari ini bunda masakin bubur kacang merah, tapi makannya malah diemut lamaaa banget, 1 jam cuma abis 1/4 bagian. Tapi giliran bundanya makan bubur ayam kaisarnya mupeng :p

Oohh mungkin buburnya kurang alus bin lembut kali yaa, yo wis bunda saring ulang deh. Eeehh tapi makannya malah ditambah ma aksi melet-melet. Anehnya lagi, waktu bunda makan nasi ma sate ati ampla, kaisar napsu pengen nyobain.

Ampuuunn dah, kaisar terus menerus menjajah makanan bundanya. Terakhir bunda bikinin nasi tim lele pake keju, yummiii ... Kaisar suka ma menu yang ini ... Alhamdulillah :) ... Dan untuk berterimakasih atas menu yg enak, kaisar menunjukkan gaya baru, makan sambil rembetan di meja n ngacak-ngacak baju-bajunya yang semula tersusun rapi diatasnya. Waaaaahhh gawaatt bunda harus beli lemari khusus untuk baju kaisar niihh :D

Kaisar oh Kaisar

Mumet ma makannya kaisar, hari ini bunda masakin bubur kacang merah, tapi makannya malah diemut lamaaa banget, 1 jam cuma abis 1/4 bagian. Tapi giliran bundanya makan bubur ayam kaisarnya mupeng :p

Oohh mungkin buburnya kurang alus bin lembut kali yaa, yo wis bunda saring ulang deh. Eeehh tapi makannya malah ditambah ma aksi melet-melet. Anehnya lagi, waktu bunda makan nasi ma sate ati ampla, kaisar napsu pengen nyobain.

Ampuuunn dah, kaisar terus menerus menjajah makanan bundanya. Terakhir bunda bikinin nasi tim lele pake keju, yummiii ... Kaisar suka ma menu yang ini ... Alhamdulillah :) ... Dan untuk berterimakasih atas menu yg enak, kaisar menunjukkan gaya baru, makan sambil rembetan di meja n ngacak-ngacak baju-bajunya yang semula tersusun rapi diatasnya. Waaaaahhh gawaatt bunda harus beli lemari khusus untuk baju kaisar niihh :D

Senin, 18 April 2011

Kebahagiaan

Dari kemarin, trus kemarinnya lagi entah kenapa daku selalu aja baca soal "Kebahagiaan", entah itu ga sengaja saat googling eh nemu artikel tentang itu, trus ke rumah mertua nemu majalah eh isinya juga tentang itu, mungkin itu adalah jawaban Allah atas rintihan hatiku belakangan ini. Taelah rintihan, tapi beneran loh, tensiku aja mpe 130/92 (walopun daku ga tau itu bermakna apa, tapi kayanya serem aja liat ekspresi Mrs doctor saat ngeliat tensiku).

Intinya, ada satu quote yang daku inget banget (and langsung ku jadikan tagline ku mulai saat ini ) kalimat itu adalah "Kebahagiaan adalah sebuah KEPUTUSAN" ... jreeeeeennngggg ...dan daku langsung kesetrum baca itu kalimat, kayanya pas aja. Pastinya dah banyak baca teori soal "kebahagiaan" tapi kalo emang belom nyetrum ya ga ada perubahannya. Sekarang baru nyadar kalo bahagia or engga itu kita yang memutuskan, karena bahagia itu ga jauh-jauh, ada disini ... iya disini didalam diri ini sendiri. Mo nyari kebahagiaan dimana sih? ngarepin suami tuk mengirimkan sejuta perhatian dan segepok uang belanja supaya daku lebih kebahagiaan malah dapetnya kegondokan , mo ngarepin tempat kerja naekin gaji n bonus supaya kebutuhan hidup tercukupi malah dapetnya kedongkolan (secara bonusnya ga keluar-keluar hihihi). Setiap hari, setiap jam, setiap detik selalu adaaaa ajaaaa yang bikin manyun, jidat berkerut, and hati kembali merintih, katanya hidup emang serangkaian masalah kan ya. Trus kapan dong bahagianya kalo semuanya musti dipikiriiinn, disesaliin, dipanikiin, dikhawatiriin, toh kita diem aja dunia juga tetep berputar kan ya, semuanya udah ada yang atur. Masa depan emang masih ga pasti, yang udah pasti itu ya sekarang ini, so do the best lah and selalu putuskan untuk bahagia.

Kita ni makhluk bebas loh, selalu punya pilihan, tak terkecuali pilihan untuk mengambil respon apa dari setiap kondisi yang ada. Daku sih pengennya selalu bahagia ya, apapun itu kondisinya. Makanya, pagi ini daku langsung update status di fesbuk, "Bismillah, hari ini aku memutuskan untuk bahagia" daaannn ... its works ... mpe saat ini daku merasa bae-bae aja, produktif, dapet cerita-cerita yang menyenangkan, ketemu sama orang yang menyenangkan, bersikap menyenangkan, menikmati tugas ngawas US selama 4 jam penuh , beda banget sama kemarin, mungkin karena daku udah memprogram mind set daku untuk mengirimkan sinyal-sinyal bahagia kali yaa hehehe...

Oh iya, bahagia juga bertalian erat sama yang namanya bersyukur, ni ilham dari obrolan sama eyangnya kaisar, "Mikirin apa sih kamu mpe tensinya segituu?? masih muda kok ya udah darah tinggi sih. Bukannya kamu lagi bahagia-bahagianya? Punya anak cowo mana cakep, sehat, pinter lagi, suami juga karirnya lagi bagus, kerjaanmu juga lancar, trus apa lagi yang di khawatirin???" Nah loh, langsung deh melongo, eh iya ya, everything its ok kok, napa daku kaya orang depresi kaya gini sih? Astaghfirullah ... beneran nih, daku kurang bersyukur. Ah ternyata konsep bersyukurpun daku musti belajar lagi ya. Astaghfirullah ...

Minjem gambar dari sini



Rabu, 05 Januari 2011

Semuanya karena sedekah

Sedekah, sering kali kita mendengar kata-kata itu, banyak pula kita mendengar pengalaman orang-orang yg tertolong dan terbantu kesulitannya karena sedekah. Belum lagi kampanye hidup berkah dengan sedekah yg getol disampaikan oleh ustd Yusuf Mansur. Sangking pentingnya, pa ustadz sampai buat filmnya segala.

Untukku pribadi sedekah sangat berperan penting, setidaknya kehadiran Kaisar ku percaya sebagai salah satu efek barokah sedekah.

Berikut ini beberapa cerita pengalaman pribadi berkaitan dengan keajaiban sedekah :

1. Kehamilan yang tak terduga

Genap 5 thn aku menunggu kehadiran buah hati, alhamdulillah akhirnya rezeki tsb datang padaku dgn cara yg sama sekali tak terduga. Berawal dari rencana hajatan pernikahan adikku. Seperti orang yg hendak menggelar hajatan lainnya, maka kami pun tertimpa banyak ujian. Diantaranya dana yg semula diharapkan dapat cair ternyata tak kunjung turun, akhirnya kami sekeluarga ikut puter otak untuk membantu adik yg saat itu lumayan down karena diterpa berbagai ujian. Dengan menguras tabungan akupun urun rembuk.

Tepat di hari pernikahan adikku itu, aku mengalami rasa 'mabok' yg tak biasa, ku pikir hanya masuk angin disertai magh yg kambuh. Di diamkan sehari dua hari hingga dua pekan berlalu belum juga sembuh, akhirnya aku memaksakan diri berobat ke dokter UKS dan dari situ disarankan untuk memeriksa urin karena dokter curiga aku hamil, dan benarlah. Hari itu, dihari raker pertama tepat jam 12 siang aku menjerit kaget campur senang tak kepalang demi melihat tanda strip dua di test packku.

Alhamdulillah masa-masa kehamilanku berjalan dengan normal tanpa ada sesuatu yg mengkhawatirkan. Hingga menginjak pekan ke 38, hari itu hari ahad shubuh, aku mendapati bercak merah di pakaian dalamku. Dengan rasa berdebar aku memberitahukan orangtuaku dan disarankan untuk segera meluncur ke puskemas karena dikhawatirkan darah itu adalah tanda pembukaan rahim. Aku dan suami pun mluncur ke puskesmas. Melalui pemeriksaan dalam, bu bidan mengatakan bahwa aku belum akan melahirkan karena belum ada pembukaan.

Tunggu punya tunggu dengan disertai rasa cemas yg meninggi, sampai siang belum juga ada tanda-tanda kontraksi. Dalam penantianku, teringatlah aku akan banyak artikel dan film yang menceritakan tentang keajaiban sedekah, tanpa pikir panjang siang itu juga jalanlah aku ditemani mama untuk menemui seorang anak yatim yang sedang dirundung kesulitan biaya sekolah. Sedekah pun dikeluarkan dengan disertai do'a agar proses persalinanku mudah dan selamat.


Selang hampir 2 pekan belum juga ada tanda-tanda akan melahirkan, sampai suami berinisiatif mengintip dede lewat USG 4 dimensi untuk mengetahui keadaannya dengan lebih jelas. Hasil USG masih normal dan tidak ditemukan sesuatu yg mencurigakan. Hanya saja dokternya kaget melihat perutku yg menggelembung begitu besar, disangkanya aku mengandung anak kembar, setelah dilihat ternyata bayinya tunggal.

Kecemasan semakin meninggi seiring dengan usia kehamilan yang menginjak 40 pekan. Sesuai dengan jadwal aku kembali memeriksakan diri ke dokter. Begitu masuk ruangan, dokter kaget demi melihatku yang masih segar bugar belum ada keluhan kontraksi. Melalui pemeriksaan malam itu di dapati janinku ternyata belum juga turun panggul, masih menggantung (menurut USG 4 dimensi anakku terlilit tali pusar). Entah mengapa saat itu juga dokter mengambil keputusan cepat, aku harus menjalani operasi cesar keesokan paginya. Jadi malam itu juga kami prepare. Memang ada rasa deg degkan tapi itu tertutupi oleh kelegaan teramat sangat, kecemasanku terangkat dan digantikan oleh ketenangan. Malam sebelum operasi aku merasakan perutku bergejolak disertai dengan rasa lapar yg teramat sangat, dan tepat di waktu subuh aku mengalami kontraksi.

Kontraksi terus berlanjut sampai menjelang operasi, tapi meskipun begitu aku masih merasakan ketenangan, padahal sebelum operasi aku diharuskan mengikuti serangkaian persiapan yg semula begitu aku takuti (ambil darah, diinfus, ddipasang kateter, dll) tapi alhamdulillah rangkaian pemeiriksaan awal itu kujalani dengan tenang, tekanan darahku pun normal.

Singkat cerita saat operasi berlangsung, sayup-sayup aku mendengar seseorang berseru "bayinya laki-laki" dan terdengarlah suara tangisan bayi, kemudian semuanya semakin sayup, aku tertidur. Saat bangun, aku mendapati diriku masih di meja operasi dengan semua peralatan masih menempel di tubuhku. Ku pikir kok operasinya lama betul ya, ternyata seorang suster menjawab pertanyaanku tersebut. Diperlihatkannya padaku sebuah kantong plastik transparan, di dalamnya ada dua onggok daging dan cairan kuning, onggokan daging tersebut mirip seperti bakso tenis yang guede. Menurut suster daging itu adalah kista yang diangkat dari rahimku setelah kelahiran anakku.

Seluruh keluarga besarku lega bercampur bahagia melihat aku keluar dari ruang operasi dalam kondisi baik. Selanjutnya suami berceritalah tentang kekalutannya saatnya dipanggil suster untuk masuk ke ruang operasi, karena ternyata ditemukan dua buah kista di rahim kiriku. Anehnya kista itu tidak terdeteksi saat pemeriksaan USG 2 dimensi maupun 4 dimensi. Subhanallah wal hamdulillah, kembali ku percaya ini adalah bagian dari keajaiban sedekah. Tak terbayangkan jika aku melahirkan normal dengan kista itu masih di rahimku.

2. Selamat dari kecelakaan maut

Hari itu hari selasa yang biasa, semuanya berjalan seperti biasa, tak ada tanda or firasat aku akan mengalami kecelakaan. Sore itu, tepat pukul 15.00 WIB aku pulang melewati jalan dan angkot yang biasa. Semuanya biasa saja sampai ku lihat seorang ibu yang mengamen di jalan yang biasa kulewati. Tanganku pun bergerak untuk merogoh uang kertas yang ada di saku tas, selembar uang lima ribuan yang kutemukan langsung kuberikan ke pada si ibu. Dalam hati tiba-tiba terbesit do'a "Ya Allah, selamatkan aku". Heran juga kenapa aku berdo'a seperti itu.

Di dalam angkot yang mengantarkanku pulang hanya ada dua orang penumpang, aku dan seorang anak lelaki. Sepanjang perjalanan aku termenung sendiri, banyak hal yang berkelebat di benakku, sampai ku lihat atap rumahku di kejauhan (rumahku tepat di pinggir jalan) aku pun bersiap turun dan mengetuk atap mobil sebagai tanda berhenti. Saat aku dalam posisi nungging (bangun dari posisi duduk ingin menuju pintu angkot) tiba-tiba terdengar suara hantaman keras, aku terguling dan jatuh duduk di depan pintu angkot. Masih dalam posisi terjatuh tiba-tiba aku merasa angkotnya meluncur ke depan menabrak sesuatu, aku dan anak laki-laki itu pun kembali terguling karena memang tidak sempat untuk pegangan pada sesuatu. Dalam keadaan gemetaran aku keluar angkot untuk mengetahui apa yang terjadi. Ternyata angkot yang ku tumpangi di tabrak mobil bak terbuka dari belakang. Mobil bak terbukanya ringsek di bagian depannya, kaca-kaca berhamburan di sepanjang jalan.

Sambil menenangkan diri dari shock, aku membayangkan kalau posisiku tepat di pintu angkot saat tabrakan itu terjadi, pastilah aku akan mengalami cidera yang parah, mungkin akan terlempar ke luar, terseret atau mengalami patah tulang. Subhanallah wal hamdulillah, itu semua tidak terjadi, hanya memar sedikit di bahu dan sedikit terkilir akibat jatuh mendadak. Sekali lagi aku menandai kejadian ini sebagai pertolongan Allah lewat sedekahku untuk ibu pengamen itu.



3. Sedekah berbuah kemenangan & keselamatan

Bulan Desember 2010 adalah bulan terberat buatku. Bagaimana tidak, aku akan ditinggalkan suamiku untuk berjuang di ajang IRO (International Robot Olympiad) di Queensland Australia selama 8 hari. Belum pernah aku ditinggal selama itu, untungnya kali ini ada Kaisar yang menemaniku, tapi sedih juga dikala bangun malam untuk menyusui dan tidak ada si mas yang mengelus punggungku. Disamping itu kerjaan kantor juga lagi ribet-ribetnya, aku terpaksa harus pulang jam 5 sore setiap hari untuk menyelesaikan tugas-tugasku.

Bersamaan dengan keberangkatan suamiku, adikku mengalami panas tinggi dan harus di larikan ke rumah sakit. Diagnosis dokter adikku terkena demam berdarah. Hari ketiga di rumah sakit adikku mengalami kondisi yang mengkhawatirkan ditandai dengan trombosit yang menurun drastis menyentuh angka 13000. Akhirnya terpaksa adikku masuk ruang semi ICU untuk mendapatkan perawatan intensif. Ditengah merisaukan kondisi adik yg drop, kami sekeluarga pun kebingungan mengumpulkan dana untuk menutupi biaya perawatan tsb, alhamdulillah dana tunjangan profesi guru cair dan bisa ku pergunakan untuk membantu biaya adik.

Sementara itu, suami yang mengikuti IRO sedang risau karena peluang menang sangat tipis, maklumlah saingannya negara-negara maju. Piala emas, perak dan perunggu sudah dibagi rata untuk negara-negara adidaya tersebut, dan tak menyisakan satupun untuk suamiku bawa pulang. Menjelang kepulangannya, suami mengabari bahwa anak bianaan yang beliau bimbing berhasil meraih technical award untuk robot creatifnya. Bangga sekali mendengar kabar itu, senang juga karena lomba sudah berakhir dan suami akan segera pulang. Tanggal 20 desember malam pesawat garuda yang membawa suami mendarat dengan selamat di bandara Soekarno-Hatta.

Tak lama sampai ditanah air, terdengar kabar bahwa propinsi Queensland tempat suamiku bermukim selama pertandingan, dilanda musibah banjir setinggi 9 meter yang merubah daratan Queensland menjadi danau. Subhanallah wal hamdulillah, tak terbayangkan jika suami masih ada di sana bertepatan dengan bencana banjir tersebut. Akhirnya aku benar-benar percaya, bahwa semua pertolongan, segala kemudahan dan sebuah kemenangan itu karena sedekah.

Gambar di ambil dari sini : http://www.herupurwanto.com