Minggu, 08 Januari 2012

KAISAR, TANGGA DAN KOLAM

Sore itu cuaca sangat bersahabat dan hatipun cukup lapang untuk sekedar jalan-jalan dengan Kaisar, putra kami tercinta. Setelah puter-puter kesana kemari, suami membelokkan kendaraannya ke sebuah taman di daerah Cipayung, taman Indraloka namanya. Awalnya Kaisar tak begitu antusias dengan perjalanan kami, dia terlihat cukup anteng, bener-bener manis kelakuannya, tetapi ternyata itu tak berlangsung lama. Sejak melewati pintu gerbang, Kaisar mulai angot, berontak dari gendongan, minta turun dan jalan sendiri. Tau kah apa yang membuatnya jadi on seperti itu? Tangga, ya, tangga kawan. Kaisar amat sangat menggilai tangga. Tak pernah bosan dan tak kenal lelah, naik turun berkali-kali, tak perduli pinggang emak n bapaknya ampir patah karena Kaisar turut menyeret kami menikmati ‘hoby’nya ini :D.

Setelah berhasil membopong Kaisar dan menjauhinya dari tangga, kami menghela nafas sesaat dan mengatur strategi agar tak melewati tangga itu lagi. Tapi helaan nafas lega itu benar-benar hanya sesaat, karena tiba-tiba Kaisar kembali menggelinjang, dengan sekuat tenaga ingin melepaskan diri, lalu lari menyosong sesuatu di depannya. Copot jantungku, juling mataku, keluar lidahku –lebay :P- melihat Kaisar tanpa pikir panjang hampir nyemplung kolam ikan yang cukup dalam. Ampuuuuunn … untung ayahnya lari terkepot-kepot mengejar dan menangkap tubuhnya tepat waktu. Alhamdulillah Kaisar selamet, tapi sebagai gantinya kolam itu meminta korban sebelah sepatunya Kaisar. Di sisa perjalanan selanjutnya, Kaisar berkelakuan seperti ikan lele kekurangan air, mengelepar-gelepar setiap melihat kolam atau air terjun yang banyak bertebaran di sana.

Rupanya bukan ikannya yang membuatnya tertarik, tapi kubangan airnya yang membuatnya nafsu. Karena aksi selanjutnya semakin bertambah gawat, Kaisar nekat memanjat batu-batuan yang memagari air terjun buatan. Aku sampe keluar keringet dingin sangking stresnya mencoba melunakkan kerasnya kemauan Kaisar. Jalan-jalan sore yang semula damai kini jadi ramai, Kaisar bener-bener tak mudah dipalingkan dari tangga dan kolam. Setelah jalan memutar menghindari spot-spot danger, akhirnya kami melihat pintu gerbang keluar, hanya saja sayang sekali, untuk mencapai gerbang itu sekali lagi kami harus melewati kolam air, dan tak tanggung-tanggung ini adalah raja di rajanya kolam air di taman itu, benar-benar besar dengan patung-patung di atasnya, Kaisar mulai kalap. Tapi kali ini kami melepasnya dengan suka hati, kami biarkan dia menyongsong kolam air itu. Kaisar muter-muter berusaha mencari jalan menuju kolam itu, sementara kami hanya mengamati dari jauh sambil ketawa terpingkal-pingkal melihat aksinya kali ini. Dijamin deh, sampai gempor pun Kaisar ndak bakalan nemu jalan masuk ke kolam itu, wong kolamnya di kelilingi pagar tanaman setinggi badannya Kaisar :D. Setelah kesekian kalinya muter, Kaisar mulai terlihat frustasi lalu mencoba menguak kelebatan pagar tanaman itu, tapi tak berhasil. Kaisarpun menyerah dan menghampiri kami.

Tangga udah ga ada, kolam udah ga keliatan, tapi kini perhatian Kaisar teralih kekandang hewan, ada rusa dan ayam. Kaisar kembali tak dapat dikendalikan, sepatunya yang terhitung masih baru itu sukses menginjak-nginjak tembelek ayam, cukup sudah, kaisaaaaaarrrrr … ayo puuullllaaaaaaaaaaaaaannnnngggg … dan sebagai pengobat ketegangan sarap gara-gara aksi Kaisar hari ini, bunda menuntut traktiran dari ayah, makan lele di pecel lele lela. Ehhh … ga tau, di sana Kaisar bikin onar lagi. Huuufffftt …