Jumat, 10 Juli 2009

Ketemu Mantan Pujaan Hati

Aku terpana memandang seraut wajah di layar komputer. Wajah yang pernah akrab di mata dan di hatiku. Wajah Shahruk Khan yang hitam manis dengan mata elang dan senyum maut. Rasanya tak percaya, ternyata dia dekat sekali denganku kini. Aku menemukan folder foto-foto teman suami, dan ternyata ada dia nyelip diantara puluhan wajah-wajah itu. Benar-benar tak dapat kupercaya.

Maaf mengganggu pak, saya pesan dong tiket Laskar Pelanginya 1 lagi. Terima Kasih, Nanang.” Kira-kira begitu isi sms yang masuk ke hp suamiku malam itu. Nanang, nama itu lagi. Tidak kusangka, sekarang dia kirim sms ke suamiku …. kesuamiku … tiba-tiba pikiranku melayang ke peristiwa 5 atau 6 tahun yang lampau. Ketika kami berdua masih sama-sama terdaftar sebagai mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di Jakarta. Aku dan Nanang teman satu perjalanan, satu kampus dan satu fakultas, tapi beda jurusan. Mulanya sih biasa saja … ga ada yang istimewa di hati …. tapi tiba-tiba timbul niat isengku untuk menjaili dia lewat hp yang kebetulan baru aku miliki. Pastinya diakan ga tau nomer baruku… maka dengan tekad bulat ku mulailah misi jail ku itu ….

Nanang … ganteng….

Aku pengagum rahasiamu …

Aku tidak dapat menahan rasa geli yang menggelitik perut ketika menekan tombol send pada keypad hpku. Apalagi ternyata dia menanggapi sms kalengku dengan rasa penasaran, makin gencarlah aku menerornya dengan sanjungan-sanjungan maut. Disitulah semuanya bermula … dari tak ada apa-apa menjadi … ada apa-apa … mulanya main api …. eh malah terbakar sendiri … begitulah kira-kira nasibku bila dianalogikan lewat pepatah.

Karena sering kirim sms iseng, jadilah aku sering pula mengamati wajahnya dan gerak-geriknya, lama-lama … ada yang nyangkut di hati. Apakah itu? … sebentuk rasa ingin memiliki. Hebatnya lagi, rasa itu hampir tak terbendung. Aku sebenarnya bukan cewe yang terlalu agresif, tapi dengannya … rasanya beda. Maka aku tak malu-malu untuk menunjukkan rasa sukaku padanya, mulai dari kirim hadiah, sampai nembak langsung. Untuk urusan hadiah ini, aku harus rela bobok tabungan yang seharusnya untuk membayar uang kuliah … rela juga berjam-jam ngubek-ngubek Matahari departemen store untuk membeli sepotong baju untuknya, … eh ternyata baju pilihanku itu, kekecilan … abisnya badannya memang gede tinggi … sedih sekali …

Kasih kado udah, kasih perhatian udah, sering telpon dan sms juga udah, tapi dia masih adem ayem aja, tidak menunjukkan gelagat-gelagat untuk maju … ya udah aku ajalah yang maju kalo gitu. Waktu itu, setting tempatnya di bus Mayasari Bakti 98 jurusan kp. rambutan – pl gadung, perjalanan pulang di bilangan Pasar Rebo. Kami duduk bersisian di bangku deret dua. Aku duduk di pinggir dekat kaca dan dia disampingku, duduk merapat padaku. Waduuuhh … rasanya pengen deh tahan napas, takut dia denger detak jantungku atau isi hatiku yang mulai berteriak … do it …. do it …. now or never ….

Nang, aku suka sama kamu. Aku mau jadi pacarmu.” Aaaahhh …. leganya. Setelah mengucapkan kalimat sakti itu, rasanya aku tidak perduli dengan jawabannya. Tapi waktu itu sih, optimislah … dia ganteng … aku cantik … dia pintar … aku juga pintar … kita sepadanlah … apalagi???

Maaf cha …. aku ga bisa.” Wadawwww …. kaya kena timpuk duren kepalaku …. kaget deh …. why … why … why …

Kamu terlalu kecil …” Ya ampuuun … ternyata alasannya cuma itu … badanku terlalu mungil untuk bersanding dengan body jerapahnya …. memang sih, lucu banget kalau kami sedang jalan berdua, dia tinggi besar menjulang sedangkan aku imut-imut banget …. yaaahhh … dia mengharapkan ceweknya juga punya body jerapah macam dia … mati kutulah aku …

Emang benar-benar ga bisa nang?? Ga perlu lu jawab skaranglah … pikir-pikir aja dulu.” Jawabku … masih menaruh harapan … tapi ternyata di menggeleng dengan pasti …. melenyapkan harapanku ….

Rasanya aneh sekali mendengar penolakkannya, baru kali ini dalam sejarah percintaanku … aku berani nembak cowo … dan langsung di tolak …. gila bener dah …. maluuuuuuuu ciiinggg …

Cium dongg ...” Tiba-tiba dia berkata begitu …… Maksudnyaaaa???

Whaaattt …???????

Cium … pipiku …” Ahaaaa ….

Kalo gw cium, lo mau jadi pacar gw?” … Please … mau dong …. ternyata dia hanya menjawab dengan senyuman.

Kalo lo terima, pasti gw dah cium lo tanpa lo minta.” Bah … nekat sekali aku ….

Pastinya, malam itu tidak terjadi apa … tidak ada cium-ciuman … selebihnya, aku hanya duduk termenung menahan malu sambil membuang wajah ke jendela, sedangkan Nanang sibuk meminta maaf kepadaku …

Begitulah … hari-hari berlalu, rasanya memang sedikit sulit untuk melupakan dia. Apalagi dia kerapkali menggodaku … anak itu memang suka sekali di puja … rasanya ga ikhlas kalau satu pengagumnya pergi. Syukurlah, aku segera menemukan penggantinya … dengan cepat aku melupakan Nanang … tapi tidak dengan rasa maluku …. maka ketika aku menikah setahun kemudian … aku ingin dia datang, aku ingin buat dia sadar … dia telah benar-benar kehilangan aku … pengagumnya yang cantik …

Itulah … terakhir kali aku bertemu dengannya, pada pesta pernikahanku. Selanjutnya … tak ada kabar berita … tau-tau … ya itu wajahnya nongol di antara puluhan rekan kerja suami … lalu tiba-tiba smsnya datang pula …

Aku memandang pantulan tubuhku lewat cermin … hmmm … kini apa pendapat Nanang jika melihatku??? Rasanya aku bisa tebak apa yang akan dia katakan dalam hatinya … untung gw ga terima dia … sekarang dia ndut banget, wajahnya kok jadi kusam dan banyak bekas jerawatnya …. untung…untung …

Aahhh …. masa aku harus malu dua kali siiihhh???

Walaupun aku coba menghindar darinya, ternyata pertemuan itu tak terelakkan juga. Kini kami kembali duduk bersisian …

Lagi hamil anak keberapa?” Gubrak … tuh kaaannn … malu lagi, orang aku lagi ga hamil … perutku memang lagi besar, aku kelebihan bobot 20 kilo semenjak menikah …. hiks …hiks … pertemuan yang menyedihkan ….

Yah begitulah … mantan pujaan hatiku masih seperti yang dulu … masih tetep guanteng, rapi jali dengan body atletisnya yang tinggi menjulang … aaahhh … sosok itu memang tak tergapai … tiba-tiba aku melihat sesuatu yang lain dari peristiwa itu … aku merasa beruntung juga tidak bersanding dengannya … bersamanya aku tidak bisa menjadi diriku sendiri.

Sekarang … aku merasa lebih mencintai suamiku, dia memang tidak seganteng Nanang, tapi wajahnya selalu gemesin … aku suka sekali cubitin pipinya kalo lagi gemes …

Bodynya memang ga tinggi atletis seperti Nanang, tapi sanggup memelukku dengan kekuatan cintanya yang besar …

Senyumnya memang tidak semaut Nanang, tapi senyumnyalah yang menerangiku dan sanggup menghalau awan hitam di hatiku ….

Matanya memang tidak setajam elang seperti mata Nanang, tapi pandangan teduhnya mampu meruntuhkan egoku …

Apalagi sekarang??? Nanang … ternyata bagiku kau hanya masa lalu ….

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Mulanya biasa saja..............hem,aku teringat sbuah lagu ketika membaca crita ini...hehehehhhe

Anonim mengatakan...

wah bu Guru pintar nulis cerita...hebat....